1.Mengapa mata kuliah Dasar
Perlindungan Tanaman diperlukan dalam kurikulum program studi Agroteknologi ?
Karena
mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman dalam
memahami bagaimana mengelola dan melindungi tanaman budidaya baik tanaman
semusim maupun tanaman keras dari gangguan serta
mengkaji tentang budidaya tanaman yang disertai dengan teknik melindungi
tanaman yang dibudidayakan dari berbagai OPT seperti hama, penyakit serta gulma
yang menyerang dari mulai benih sampai tanaman dipanen agar hasil yang
didapatkan semaksimal mungkin. Gangguan dan serangan OPT ini
biasanya disebabkan oleh faktor-faktor biotik, berupa; Hama, Penyakit dan
Gulma, sedangkan faktor-faktor abiotik biasanya berupa; suhu, kelembaban,
iklim, air, tanah, udara serta faktor lainnya berupa bencana alam yang tak
terduga. Selain itu mahasiswa dapat mengaplikasikan sasaran dan
strategi-strategi perlindungan tanaman melalui Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Sasaran dan strategi perlindungan tanaman ini sangat berguna dalam penerapannya
di lapangan, karena sangat berhubungan dengan keadaan dan sifat-sifat Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT).
2.Bagaimana posisi Karantina Antara dalam proses perlindungan
tanaman ?
Posisi dari Karantina Antara itu
sendiri adalah sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk melindungi
tanaman dari inveksi maupun gangguan dari berbagai OPT yang mungkin menjadi
masalah di daerah baru tempat ditanamnya tanaman tersebut. Karantina Antara itu
sendiri diberlakukan untuk setiap tanaman yang masuk ataupun keluar dari suatu
wilayah tertentu.
Mengapa
lokasi Karantina Antara bagi OPT karet berada di wilayah kew Garden, Inggris ?
Karena
untuk wilayah Kew Garden yang berada di negara Inggris bukan merupakan wilayah
perkebunan karet yang secara teknis jika terdapat tanaman karet yang
dikarantina terkena infeksi penyakit tidak akan ada ancaman untuk dapat
menyebar luas akibat tidak adanya media yang serupa dengan tanaman karet.
Jenis
OPTK yang termasuk ke dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 627 tahun 2003:
·
Andean
potato mottle comorvirus (APMoV)
·
Apple
fruit crinkle viroid (AFCVd)
·
Apple
steam Grooving capillovirus (ASGV)
·
Arabis
mosaic nepo-virus (ArMV)
·
Erwinia
carotovora subsp. Atroseptica (Van Hall) Jennisen
·
Beet
curly top curtovirus (BCTV)
wilayah Kew Garden, Inggris tidak
terdapat atau dibudidayakan tanaman karet sehingga OPTK hawar daun yang
menyerang tanaman karet tidak dikhawatirkan untuk menyerang tanaman budidaya
lainnya yang ada disana
a. Kategori A1
sebagaimana dimaksud dalam diktum Kesatu Peraturan ini yaitu jenis-jenis
organisme pengganggu tumbuhan karantina yang belum terdapat di dalam Wilayah
Negara Republik
Indonesia.
b. Kategori A2
sebagaimana dimaksud dalam diktum Kesatu.Peraturan ini yaitu jenis jenis
organisme pengganggu tumbuhan karantina yang sudah terdapat di dalam Wilayah
Negara Republik
Indonesia.
3.Mengapa aplikasi pestisida menjadi pilihan terakhir dalam
Integrated Pest Control ?
Sesuai
dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan
bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititik beratkan untuk
mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi
atau ambang kendali. Selama ini, kita mengetahui bahwa pestisida sangat berguna
dalam membantu petani merawat pertaniannya. Pestisida dapat mencegah lahan
pertanian dari serangan hama. Hal ini berarti jika para petani menggunakan
pestisida, hasil pertaniannya akan meningkat dan akan membuat hidup para petani
menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya pemahaman tersebut, pestisida sudah
digunakan di hampir setiap lahan pertanian.
Dalam
konsep Pengendalian Hama Terpadu, pestisida berperan sebagai salah satu
komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah:
• Harus
kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati
• Efisien
untuk mengendalikan hama tertentu .
• Tidak
meninggalkan residu dalam waktu yang lama
• Tidak
boleh persistent, jadi harus mudah terurai
• Dalam
perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi
persyaratan keamanan yang maksimum.
• Harus
tersedia antidote untuk pestisida tersebut
• Sejauh
mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
• Relatif
aman bagi pemakai
• Harga
terjangkau bagi petani.
Untuk
meminimalisir dampak negatif dari penggunaan pestisida kimiawi sehingga
diusahakan kontrol OPT dengan cara nabati atau bahkan manual tetapi jika Ambang
Ekonomi telah melebihi batas normal atau toleransi terpaksa digunakan pestisida
dengan catatan tepat waktu, tepat jenis dan juga tepat dosis tentunya.
.Standar
apa yang digunakan untuk memutuskan bahwa pestisida dapat digunakan ?
Standar
yang digunakan adalah jika populasi hama telah melebihi Ambang Ekonomi
(Economic Treshold)
4..Uraikan tentang satuan Ambang Ekonomi OPT hama yang tercantum
dalam artikel pengendalian OPT yang anda susun ?
Disebut
ambang ekonomi ketika serangan penyakit merugikan lebih dari 20% karena bisa
menurunkan hasil produksi dan menurunkan nilai ekonomi.
Pada
komoditi jeruk sendiri Ambang Ekonominya sendiri tidak terlalu di ulas namun
ketika serangan telah terjadi pada daun dan buah dilakukan dengan menggunakan
pestisida untuk mengontrol meluasnya serangan.
Menurut Pusat Kajian Buah-buahan
Tropika (1998), perkebunan buah-buahan modern adalah perkebunan yang mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dikelola secara profesional dengan menggunakan SDM
berkualitas.
2. Menerapkan manajemen kualitas yang menjamin efisiensi dan
produktivitas serta produksi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
3. Memanfaatkan IPTEK pertanian yang secara ekonomi dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Skala usahanya komersial
5. Merupakan satu kesatuan (keterpaduan) dari suatu sistem
agribisnis yang utuh.
Pengembangan kebun buah-buahan
tersebut harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1. Memenuhi skala ekonomi.
2. Memungkinkan pengembalian modal dalam jangka pendek.
3. Memungkinkan adanya pengelola (manajemen) profesional
yang menjamin kepastian produksi dan distribusinya.
4. Menerapkan pertanian berbudaya industri dengan menerapkan
teknologi budidaya yang modern dan manajemen kualitas.
Pusat Kajian Buah-buahan Tropika
(1998) menyarankan beberapa model pengembangan yang memenuhi karakteristik di
atas, ialah:
1.
Pola estate dengan skala usaha 50 ha sampai 500 ha.
2.
Pola kelompok usaha bersama (KUB) atau koperasi dengan skala usaha 50 ha sampai
500 ha.
3.
Pola PIR dengan skala usaha 500-1000 ha berbentuk hamparan perkebunan dengan
inti dan plasma.
4.
Pola perkebunan besar dengan skala usaha 500-1000 ha.
Dengan demikian terdapat dua skala
usaha yang diusulkan yaitu skala menengah dengan luas sekitar 50 ha dan skala
besar dengan luas 500 ha atau lebih. Pemenuhan skala usaha ini dapat dilakukan
dengan kepemilikan usaha secara tunggal oleh perusahaan, atau kepemikikan
bersama perusahaan besar dengan plasma petani, atau pengelompokan beberapa petani
atau pengusaha kecil. Bagaimanapun skala usaha ini dipenuhi, yang paling
penting adalah adanya manajemen profesional yang berperan, agar pengendalian
mutu dapat dilakukan. Adanya pengendalian mutu ini akan memperkuat agribisnis
buah-buahan Indonesia, baik pada pasar dalam negeri maupun pasar global.
5.Terangkan bagaimana cara identifikasi makroskopis terhadap
jenis penyebab penyakit layu pada tanaman cabai untuk membedakan layu akibat
bakteri atau layu akibat cendawan patogen ?
Layu Bakteri disebabkan oleh
serangan bakteri Pseudomonas solanacearum Smith. Diawali
dengan gejala layu seperti kekurangan air pada tanaman, terutama daun muda
bagian atas tanaman cabai, selanjutnya tanaman akan menjadi layu dan mati.
Pembuluh kayu pangkal batang jika diiris akan terlihat berwarna coklat, bagian
yang dekat dengan perakaran jika dipotong kemudin dimasukkan dalam gelas berisi
air bening, maka akan terlihat adanya cairan yang keluar yang berwarna putih.
Cairan ini adalah lendir yang merupakan massa bakteri, dan akan mengendap
kedasar gelas. massa bakteri inilah yang digunakan sebagai pembeda antara layu
fusarium dengan layu bakteri, kemudian bagian akar akan terlihat menjadi coklat
dan busuk.
Identifikasi yang paling mudah
yaitu melihat genangan lendir pada air bening ada dalam gelas, apabila terdapat
tendir maka itu terserang oleh bakteri sedangkan tidak terdapat lendir yang
menggenang itu merupakan serangan cendawan.
Layu Fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxyporum Schlecht, diawali dengan gejala menguning dan
layunya daun bagian bawah dekat pangkal. Bagian pangkal batang jika diiris akan
terlihat berwarna coklat pada pembuluh kayunya, dan akar tanaman yang terserang
penyakit ini akan rusak dan busuk, selanjutnya tanaman akan menjadi layu dan
mati. Layu fusarium tidak mengeluarkan lendir. Tanaman yang terserang penyakit
fusarium jika sudah ketgori berat sebaiknya agar dimusnahkan agar tidak menjadi
sumber jamur yang dapat tersebar melalui berbagai macam media pembawa.
Tujuannya agar penyakit ini dapat diisolasi sedini mungkin jika sudah dalam
kategori berat.
Dengan
cara pengambilan sampel daun yang layu, kemudian rendam gelas yang terisi air.
Biarkan rendaman selama ± 1 hari. Amati, jika hasil dari air rendaman tersebut
terdapat lendir dapat dipastikan bahwa serangan layu pada tanaman cabai
tersebut disebabkan oleh bakteri. Namun untuk
layu yang deisebabkan oleh cendawan tidak akan ada reaksi apa-apa.
6.Selain Heliothis armigera, berikan nama hama penting lainnya
yang dapat menurunkan hasil jagung?
·
Ulat
daun (Prodenia litura F.)
·
Leucania
unipunta
·
Agrothis
sp.
·
Atherigona
exiqua
·
Spodoptera
mauritia
·
Sesamia
inferens
·
Pyrausta
nubilalis
lalat
bibit (Atherigona sp.) dan penggerek jagung (Ostrinia furnacalis)menyerang pada
musim hujan
hama perusak
daun dan penggerek jagung menyerang pada musim kemarau. Hama perusak daun yang
kerap mengganggu tanaman jagung meliputi Lamprosema indicata, Prodenia litura,
dan Spodoptera mauritia. Ulat tanah (Agrotis spp.) dan hama lundi adakalanya
menjadi masalah pula di daerah tertentu. Penyakit penting jagung selain bulai
(Peronoclerospora maydis) adalah hawar daun (Helminthosporium turticum), busuk
pelepah (Rhizoctonia solani), karat (Puccinia polysora), bercak daun
(Helminthosporium maydis), busuk tongkol (Fusarium sp.) dan busuk batang
(Erwinia sp.).
7. Dalam pengendalian OPT berwujud serangga hama yang
menggunakan sex pheromone, bagian tubuh serangga jantan mana yang dapat
merespons sex pheromone serangga betina ?
Feromon, merupakan sejenis zat
kimia yang disekresikan oleh organisme, dan berguna untuk berkomunikasi secara
kimia dengan sesamanya dalam spesies yang sama atau untuk merangsang dan
memiliki daya pikat seks pada hewan jantan maupun betina.. Berdasarkan
fungsinya ada dua kelompok feromon yaitu:
a.
Feromon
“releaser”, yang memberikan pengaruh langsung terhadap sistem syaraf pusat
individu penerima untuk menghasilkan respon tingkah laku dengan segera. Feromon
ini terdiri atas tiga jenis, yaitu feromon seks, feromon jejak, dan feromon
alarm.
b.
Feromon
primer, yang berpengaruh terhadap system syaraf endokrin dan reproduksi
individu penerima sehingga menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis
Feromon dikeluarkan melalui
abdomen pada segmen ke 4 dan 5 pada serangga yang disekresikan oleh kelenjar
eksokrin. Struktur senyawa feromon yaitu alkohol dan aldehid. Struktur senyawa
yang dihasilkan bersifat spesifik sehingga reseptor yang dipunyai spesifik
pula. Setelah sampai di antena serangga target, senyawa feromon tersebut akan
dicapai ke otak melalui sel saraf dan barulah diterima oleh sel penerima.
Sebagaimana
yang telah dijelaskan pada mata kuliah Entomologi bahwa bagian tubuh yang dapat
merespons sex pheromone pada anggota tubuh serangga jantan adalah ANTENA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar