Cari Blog Ini

Kamis, 17 November 2011

KONSISTENSI TANAH

KONSISTENSI TANAH
A.    Latar Belakang
Konsistensi tanah adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik antar partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field capacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara
Dalam keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari (melekat atau tidak melekat) atau mudah tidaknya membentuk bulatan dan kemampuannya mempertahankan bentuk tersebut (plastis atau tidak plastis). Dalam keadan lembab, tanah dibedakan kedalam konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul). Dalam keadaan kering , tanah dibedakan ke dalam konsistensi lunak sampai keras.
B.     Tujuan
a.       Untuk  mengetahui definsi kosistensi tanah
b.      Untuk mengetahui macam-macam konsistensi tanah
c.       Untuk mengetahui metode pengukuran konsistensi tanah
d.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsistensi
e.       Untuk mengetahui faktor yang dipengaruhi konsistensi

Macam-macam  Konsistensi Tanah
a.      Konsistensi Basah
1 Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:
(1)   Tidak lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda lain
(2)   Agak lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain
(3)   Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain
(4)   Sangat lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau benda lain
2 Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori berikut:
(1)   Tidak plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah
(2)   Agak plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm
(3)   Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut
(4)   Sangat plastis (Nilai 3): yaitu icirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut

b.      Konsistensi Lembab
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1)   Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir)
(2)   Sangat gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas
(3)   Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas dapat menghancurkan gumpalan tanah
(4)   Teguh/Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan dperlukan tenaga agak kuat saat meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah
(5)   Sangat teguh/kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan tersebut
(6)   Sangat teguh sekali (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut

c.       Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1)   Lepas (Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur tanah)
(2)   Lunak (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja atau mudah hancur
(3)   Agak keras (Nilai 2): yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan gumpalan tanah
(4)   Keras (Nilai 3): yaitu dengan makin susah untuk menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin diperlukannya ekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah
(5)   Sangat keras (Nili 4): yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk hancur
(6)   Sangat keras sekali (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan di pelukannya tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkn gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunaka alat bantu (pemukul)
Metode Pengukuran Konsistensi
Metode pengukuran konsistensi tanah ada 2 yaitu:
a.       Secara kualitatif
Metode pengukuran kuonsistensi tanah secara kualitatif yaitu penentuan ketahanan massa tanah terhadap remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air tanah
b.      Secara kuantitatif
Metode pengukuran konsistensi tanah secara kuantitatif sering diistilahkan dengan angka Atterberg.


d. Cara Kerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar