KONSISTENSI
TANAH
A. Latar Belakang
Konsistensi
tanah adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan
tanah
pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan
bekerjanya
gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik
antar
partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.
Penetapan
konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah,
lembab, dan
kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada
kondisi
kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field
capacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah
pada
kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering
merupakan
penetan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara
Dalam
keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari (melekat atau
tidak
melekat) atau mudah tidaknya membentuk bulatan dan kemampuannya
mempertahankan
bentuk tersebut (plastis atau tidak plastis). Dalam keadan lembab, tanah
dibedakan kedalam konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh (agak
sulit
dicangkul). Dalam keadaan kering , tanah dibedakan ke dalam konsistensi
lunak
sampai keras.
B. Tujuan
a.
Untuk
mengetahui definsi kosistensi tanah
b.
Untuk mengetahui macam-macam konsistensi
tanah
c.
Untuk mengetahui metode pengukuran
konsistensi tanah
d.
Untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi konsistensi
e.
Untuk mengetahui faktor yang dipengaruhi
konsistensi
Macam-macam Konsistensi
Tanah
a. Konsistensi Basah
1 Tingkat Kelekatan,
yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butir-butir tanah
dengan
benda lain, ini dibagi 4 kategori:
(1) Tidak
lekat (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau
benda lain
(2) Agak
lekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau
benda
lain
(3) Lekat
(Nilai 2): yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain
(4) Sangat
lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau
benda
lain
2 Tingkat Plastisitas, yaitu
menunjukan kemampuan tanah membentuk gulungan, ini dibagi 4 kategori
berikut:
(1) Tidak
plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak dapat membentuk gulungan tanah
(2) Agak
plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah
kurang
dari 1 cm
(3) Plastis
(Nilai 2): yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1
cm dan
diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut
(4) Sangat
plastis (Nilai 3): yaitu icirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih
dari 1
cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut
b. Konsistensi Lembab
Pada
kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6
kategori
sebagai berikut:
(1) Lepas
(Nilai 0): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar
butir
tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir)
(2) Sangat
gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur
bila
diremas
(3) Gembur
(Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas
dapat
menghancurkan gumpalan tanah
(4) Teguh/Kokoh
(Nilai 3): yaitu dicirikan dengan dperlukan tenaga agak kuat saat
meremas tanah
tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah
(5) Sangat
teguh/kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan diperlukannya tekanan
berkali-kali saat meremas tanah agar dapat menghancurkan gumpalan
tersebut
(6) Sangat
teguh sekali (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gumpalan
tanah
meskipun sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan
diperlukan
alat bantu agar dapat menghancurkan gumpalan tanah tersebut
c. Konsistensi Kering
Penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini dibagi 6
kategori sebagai berikut:
(1) Lepas
(Nilai 0): yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau
tanah
tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur tanah)
(2) Lunak (Nilai 1): yaitu
dicirikan gumpalan tanah mudah
hancur bila diremas atau tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika
ditekan
sedikit saja atau mudah hancur
(3) Agak keras (Nilai 2):
yaitu dicirikan gumpalan tanah
baru akan hancur jika diberi tekanan pada remasan atau jika hanya
mendapat
tekanan jari-jari tangan saja belum mampu menghancurkan gumpalan tanah
(4) Keras (Nilai 3): yaitu
dengan makin susah untuk
menekan gumpalan tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau
makin
diperlukannya ekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan gumpalan
tanah
(5) Sangat keras (Nili 4):
yaitu dicirikan dengan
diperlukan tekanan yang lebih kuat lagi untuk dapat menghancurkan
gumpalan
tanah atau gumpalan tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit
untuk
hancur
(6) Sangat keras sekali (Nilai
5): yaitu dicirikan dengan
di pelukannya tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkn
gumpalan
tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan menggunaka alat bantu
(pemukul)
Metode Pengukuran
Konsistensi
Metode pengukuran
konsistensi tanah ada 2 yaitu:
a.
Secara
kualitatif
Metode pengukuran
kuonsistensi tanah secara kualitatif
yaitu penentuan ketahanan massa tanah terhadap remasan, tekanan atau
pijitan
tangan pada berbagai kadar air tanah
b.
Secara
kuantitatif
Metode pengukuran
konsistensi tanah secara kuantitatif
sering diistilahkan dengan angka Atterberg.
d.
Cara Kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar