Cari Blog Ini

Rabu, 16 November 2011

Data curah hujan Agroklimatologi


Latar Belakang
Curah hujan ialah jumlah air yang jatuh pada permukaan tanah selama periode tertentu, bila tidak terjdi penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran, dan peresapan, yang di ukur dalam suatu tinggi (mm). Maka dari itu curah hujan sangat mempengaruhi pada proses budidaya tanaman. Ssering kali para petani mengalami ke gagalan panen karena kurang memperhatikan curah hujan. Meskipun sebenarnya kegagalan panen ini bukan hanya di penaruhi oleh curah hujan saja tetapi juga di pengaruhi oleh faktor yang lain seperti bididaya yang benar ato tidak, tapi paling tidak curah hujan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman.
Dengan memperhatikan curah hujan maka para petani padat dengan mudah mencocokan tanaman apa saja yang cocok untuk di budidayankan pada bulan-bulan tertentu. Tetapi selama ini para petani sedikit kebingungan mencari  formasi tentang keadaan curah hujan di daerahnya. Meski demikian petani adakalanya menggunakan instingnya untuk memulai suatu budidaya, mereka meramal cuaca degan pengalaman. Kadang ramalan mereka itu tepat dan tidak jarang pula ramalan mereka itu meleset. Jika ramalan mereka itu tepat maka mereka akan bersiap-siap untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah, tapi jika ramalan mereka itu meleset maka gagal panenlah yang harus mereka hadapi.
Rumusan Masalah
a.       Bagaimana keadaan curah hujan di indonesia?
b.      Berapa rata-rata curah hujan bulanan di kecamatan cibalong tasikmalaya?
c.       Bagai mana cara menentukan polatanam tanaman dengan dengan memperhatikan curah hujan di suatu daerah.
Tujuan
a.       Mengetahui keadaan curah hujan secara umum di indonesia.
b.      Mengetahui curah hujan di kecamatan cibalong tasikmalaya.
c.       Mengetahui cara penentuan pola tanam tanaman di sangkutpautkan dengan keadaan curah hujan
Metode Pembuatan Makalah
      Dalam pembuatan makalah ini penulisan menggunakan metode diantaranya:
a.       Studi pustaka yaitu dengan mencari sokongan materi ato teori-teori melalui buku-buku yang bersangkutan atau pun denan mencari di situs-situs web.
b.      Wawancara yaitu dengan cara mencari informasi atau data-data dari dinas-dins terkait.
Curah Hujan Indonesia Secara Umum
          Indonesia adalah negara maritim yang di apit oleh dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Negara ni juga di apit oleh dua lautan yang besar yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Posisi Indonesia juga terletak di atntara garis ekuator memiliki iklim tropis dan radiasi matahari paling banyak di serap. Secara umum kondisi musim yang ada di Indonesia di pengaruhi oleh fenomena iklim global antara El Nino, La Nina atau Dipole Mode dan fenomina iklim regional seperti sirkulasi monsun asia Australia. Wilayah ekuator pada umumnya merupakan wilayah pusat tekanan rendah atau lebih dikenal dengan wilayah siklon. Wilayah siklon merupakan wilayah tempat berkembangnya awan-awan konvektif yang menjadi sumber pertumbuhan badai dan cuaca buruk lainnya. Wilayah ini lebih dikenal dengan nama Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ). Wilayah ini terletak antara lintang 5 sampai 23 baik utara maupun selatan.
Angin Monsun adalah angin yang berhembus dan berganti arah dua kali atau polanya berlawanan sepanjang tahun. Ada dua macam angin Monsun yang ada di indonesia yaitu Angin Monsun Asia dan Angin Monsun Australia. Angin Monsun Barat adalah angin yang berhembus atau bertiup pada bulan Oktober – April. Angin Monsun Barat bergerak pada saat matahari berada di bumi bagian selatan  yang mengakibatkan daerah Benua Australia mengalami musim panas, sehingga bertekanan rendah, sedangkan suhu di Benua Asia sendiri lebih dingin, dan bertekanan lebih tinggi sifat dari angin itu sendiri akan bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah takanan rendah, sehingga angin akan bertiup dari benua Asia menuju benua Australia, dan karena menuju ke daerah Selatan garis Khatulistiwa/Equator, maka angin akan di belokan ke arah kiri. Jika Angin Monsun Barat terjadi maka wilayah Indonesia khususnya akan mengalami musim hujan akibat adanya masa uap air yang di bawa oleh angin ini, saat melalui Samudera Pasifik dan Laut Cina Selatan.
Angin monsun timur adalah angin yang berhembus atau bertiup pada bulan arpil- oktober. Angin Muson bertiup saat matahari berada di belahan bumi bagian utara sehingga menyebabkan suhu pada benua Australia lebih dingin dan bertekanan tinggi, sedangkan benua Asia suhunya lebih panas dan tekakannya rendah.Sesuai sifat dari angin makanbertiup dari benua Australia menuju benua Asia, dan karena menuju uratara garis Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokan ke arah kanan. Pada waktu ini, indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin tersebut melalui gurun pasir di bagian utara australia yang kering dah hanya melalui lautan sempit. Angin Monsun yang kita ketahui pada musim panas massa sumber udara berasal dari tiga yaitu pertama masa udara samudera Hindia yang brr sifat lembab, hangat dan mengalami konvergensi setelah mendekati Equator. Yang kedua bersumber dari tekanan tinggi benua Australia, masa bersumber udara ini memiliki sifat lembab dan tidak stabil.  Yang ke tiga bersumber dari samudera pasifik, masa udaranya bersifat lembab, hangat dan lebih stabil namun ketika melewati samudera masa udaranya  tidak stabil.
Curah hujan di indonesia yang relatif tinggi ada di wilayah kalimantan, papua, dan sumatra. Hujan di indonesia tersebut berkisar antara 5 sampai 20 ml/hari dilihat dari warna hijau, merah, dan kuning pada gambar. Pola angin monsun pada bulan maret 2009 wilayah timur indonesia dapat mengalami kondisi cuaca normal yaitu cukup disekitar ekuator wilayah ini. Indeks monsun barat laut pasifik bagian timur masih pada wilayah yang berdekatan dengan kondisi klimatologis sampai pertengahan maret 2009 sehingga pengaruh monsun pasifik ini akan seperti tahun - tahun  sebelumnya, wilayah indonesia timur diharapkan akan mengalami kondisi normal.
Monsun Australia cenderung lemah dibadingkan kondisi normal klimatologisnya sehingga pengaruh Australia terhadap indonesia bagian selatan akan lemah dan dapat menyebabkan     rata –rata hujan yang terlalu besar sampai pertengahan Maret 2009. Selama bulan maret 2009 fluktuasi indeks monsun di atas normal diawal bulan dan cenderung disekitar normal dan dibawahnya diakhir bulan hal ini dapat menjadikan kondisi wilayah jawa twngah dan jawa timur mengalami cukup hujan diawal bulan dan normal diakhir bulannya. Kesimpulannya ramalan pada bulan Mei, Angin Mosun pada Asia – Australia akan terus menguat.
Pada bulan Desember – Januari – Februari merupakan musim hujan yang ditandai dengan meningkatnya curah hujan. Sedangkan bulan Juni – Juli – Agustus merupakan musim kering yang di tandai dengan berkurangnya rata –rata curah hujan. Bulan – bulan lainnya disebut sebagai musim peralihan. Maju atau mundurnya musim hujan dan musim kemarau sangat di pengaruhi oleh berbagai fenomena meteorologi diantaranya : El Nino dan La Nina.
Klasifikasi Iklim dan Penetapan Awal Musim
Klasifikasi iklim Oldeman didasarkan atas perhitungan lamanya bulan basah dan kering berturut – turut. Kriteria yang di gunakan oleh Oldeman yaitu bulan basah jika curah hujan dalam satu bulan lebih dari 200 mm. Sedangkan untuk bulan kering yaitu jumlah curah hujan dalam satu bulan kurang dari 100 mm. Curah hujan antara 200 mm hingga 100 mm termasuk dalam bulan lembab namun tidak digunakan dalam penentuan klasifikasi menurut Oldeman. Kriteria dalam curah hujan yang cukup tinggi ini menyebabkan klasifikasi ini banyak di gunakan untuk pertanian dengan tipe tanaman semusim yang kebanyakan berakar pendek. Dengan perakaran yang pendek  maka  kebutuhan air cukup banyak karena daerah penyerapan oleh akar cukup tidak terlalu dalam. Maka dengan klasifikasi menurut Oldeman yang menggunakan kriteria curah hujan 200 mm/bulan dirasa cukup sesuai dengan tanaman berakar pendek.
Berdasarkan hasil pengolahan data curah hujan diketahui lamanya bulan basah dan bulan kering berturut – turut maka pada bulan desember sampai februari berturut – turut bulan basah. Sedangkan bulan keringnya yaitu bulan mei sampai dengan bulan september. Maka bulan basahnya berturut – turut tiga bulan termasuk kedalam tipe utama D. Sedangkan bulan kering berturut – turut selama lima bulan termasuk dalam sub divisi 3. Maka jika iklim menurut Oldeman termasuk  gabungan dari tipe utama dan sub divis yaitu D3. Menurut Oldeman tipe D3 hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija setahun tergantung pada adanya persediaan air irigasi.
Awal musim ditentukan jika curah hujan dalam satu dekade dan tiap dekade berikutnya lebih besar dari 50 mm untuk musim hujan sedangkan untuk musim kemarau kurang dari 50 mm. Lebih mudahnya dalam tiga dekade harus lebih besar dari 150 mm untuk musim hujan dan kurang dari 150 mm utuk musim kemarau.
Pola Tanam
Pola tanam dapat di susun sesuai kebutuhan petani. Pemilihan jenis tanaman budidaya umumnya disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Diketahuinya ketersediaan air disuatu daerah dengan adanya neraca air maka penempatan pola tanam dalam satu tahun dapat diatur sehingga lahan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Penentuan pola tanam sangat di pengaruhi oleh ketersediaan air. Maka dari itu, ketika waktu defisit penentuan pola tanam akan berbeda jika air dapat ditambahkan ataupun tidak dapat diberikan penambahan air. Berikut akan diberikan lima contoh pola tanam :
1.       Padi – padi – padi
Jika air saat terjadi defisit dapat disediakan maka dapat dilakukan penanaman padi sepanjang tahun. Namun jika air sulit tersedian ketika defisit air maka masih memungkinkan dilakukan penanaman padi sepanjang tahun namun dengan beberapa kriteria. Jika dalam satu tahun akan di tanam  padi sebanyak tiga kali maka  varietas padi adalah varietas genjah agar umurnya lebih pendek sehingga saat surplus air dapat dimanfaatkan penanaman hingga panen. Awal bulan november merupakn awal musim hujan namun pada dekade pertama masih terjadi defisit air. Maka penanaman padi ke satu dapat mulai. Jika persiapan hingga panen memerlukan waktu empat bulan maka saat penanaman padi ke dua yaitu pada bulan maret masih terdapat air namun pada bulan april hingga juni terjadi defisit air. Maka varietas padi yang ditanam menggunakan padi lahan kering. Penanaman padi ketiga pada bualn juli jika tetap tidak dapat  diusahakan pengairan maka padi yang ditanam menggunakan varietas lahan kering.
2.       Padi – padi – palawija
Penanaman dengan pola tanam padi – padi – palawija dapat dimulai dengan penanaman padi pertama saat awal musim yaitu awal november. Persiapan dimulai bulan oktober sehingga pada awal musim penanaman telah siap. Pada bulan februari penanaman padi kedua dapat dilaksanakan sehingga pada waktu defisit air yaitu pada bulan juni sehingga bulan oktober dapat digunakan untuk penanaman palawija dan pengolahan tanah.
3.        Padi – Padi – Bero
Untuk memperbaiki keadaan tanah maka disamping dilakukan penanaman dapat juga dilakukan pemberoan. Jika padi ditanam dua kali seperti pola tanam padi – padi – palawija maka waktu penanaman palawija dapat digunakan untuk pemberoan dan penggolahan tanah. Waktu penanaman padi dapat disamakan dengan pola tersebut.
4.       Padi – Palawiaja – Bero
Menurut rekomendasi Oldeman, pola tanam yang sesuai untuk tipe iklim ini yaitu hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija setahun tergantung pada adanya persediaan air irigasi. Pola tanam ini sesuai dengan rekomendasi oldeman maka penanaman padi dapat dilakukan saat terjadi surplus air yaitu pada bulan november hingga maret. Dengan waktu lima bulan ini maka pertumbuhan padi dapat dioptimalkan. Sedangkan penanaman palawija ini dapat disesuaikan dengan jenis palawija dengan kebutuhannya terhadap air. Jika palawija yang ditanam tidak terlalu tahan kekeringan maka penanamannya dapat dilakukan pada bulan maret disesuaikan saat surplus air sehingga waktu untuk penanaman padi lebih d majukan dan sisanya untuk palawija jika palawija yang ditanam tahan terhadap kekeringan maka penanamannya dapat dilakukan bulan april kemudian dilakukan pemberoan.
5.       Padi – Padi
Jika penanaman padi akan dilaksanakan duakali dalam satu tahun tanpa kegiatan lagi. Maka penanman padi pertama dilakukan saat surplus air yaitu bulan november hingga maret. Sedangkan penanaman padi kedua dapat digunakan padi lahan kering yang di tanam setelah padi ke dua.  Varietas padi dapat menggunakan varietas berumur panjang karena dalam satu tahun hanya dilakukan dua  kali penanaman.

Curah Hujan Pada Pola Tanam  Tanaman di Kecamatan Salopa
Kecamatan salopa  adalah salah satu kecamatan yang







CURAH HUJAN BULANAN ( mm )

Tahun
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
Tahunan
Total (mm/thn)
R24            (mm)
2000
425
361
382
108
94
78
4
9
3
348
435
232
2479
100
2001
192
187
292
275
152
243
33
10
11
579
549
124
2647
93
2002
272
120
320
238
163
49
7
10
9
0
184
256
1628
90
2003
369
136
290
143
25
59
0
0
0
0
160
189
1371
87
2004
326
321
685
254
198
54
129
0
52
48
159
0
2226
65
2005
558
306
206
92
25
127
154
37
193
405
198
294
2595
87
2006
396
253
0
417
395
10
11
6
0
2
63
217
1770
112
2007
253
327
291
287
335
173
11
0
6
344
374
360
2761
132
2008
150
152
250
202
4
3
0
5
16
235
536
158
1711
106















Max
558,0
361,0
685,0
417,0
395,0
243,0
154,0
37,0
193,0
579,0
549,0
360,0
2761,0

Rerata
326,8
240,3
301,8
224,0
154,6
88,4
38,8
8,6
32,2
217,9
295,3
203,3
2132,0

Min
150,0
120,0
0,0
92,0
4,0
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
63,0
0,0
1371,0


Tidak ada komentar:

Posting Komentar