Latar Belakang
Curah hujan ialah jumlah air yang jatuh pada permukaan
tanah selama periode tertentu, bila tidak terjdi penghilangan oleh proses
evaporasi, pengaliran, dan peresapan, yang di ukur dalam suatu tinggi (mm).
Maka dari itu curah hujan sangat mempengaruhi pada proses budidaya tanaman.
Ssering kali para petani mengalami ke gagalan panen karena kurang memperhatikan
curah hujan. Meskipun sebenarnya kegagalan panen ini bukan hanya di penaruhi
oleh curah hujan saja tetapi juga di pengaruhi oleh faktor yang lain seperti
bididaya yang benar ato tidak, tapi paling tidak curah hujan menjadi faktor
utama yang harus diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman.
Dengan memperhatikan curah hujan maka para petani
padat dengan mudah mencocokan tanaman apa saja yang cocok untuk di budidayankan
pada bulan-bulan tertentu. Tetapi selama ini para petani sedikit kebingungan
mencari formasi tentang keadaan curah
hujan di daerahnya. Meski demikian petani adakalanya menggunakan instingnya
untuk memulai suatu budidaya, mereka meramal cuaca degan pengalaman. Kadang
ramalan mereka itu tepat dan tidak jarang pula ramalan mereka itu meleset. Jika
ramalan mereka itu tepat maka mereka akan bersiap-siap untuk mendapatkan hasil
panen yang melimpah, tapi jika ramalan mereka itu meleset maka gagal panenlah
yang harus mereka hadapi.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana keadaan curah hujan di indonesia?
b.
Berapa rata-rata curah hujan bulanan di
kecamatan cibalong tasikmalaya?
c.
Bagai mana cara menentukan polatanam tanaman
dengan dengan memperhatikan curah hujan di suatu daerah.
Tujuan
a.
Mengetahui keadaan curah hujan secara umum di
indonesia.
b.
Mengetahui curah hujan di kecamatan cibalong
tasikmalaya.
c.
Mengetahui cara penentuan pola tanam tanaman di
sangkutpautkan dengan keadaan curah hujan
Metode Pembuatan Makalah
Dalam pembuatan makalah ini penulisan
menggunakan metode diantaranya:
a. Studi
pustaka yaitu dengan mencari sokongan materi ato teori-teori melalui buku-buku
yang bersangkutan atau pun denan mencari di situs-situs web.
b.
Wawancara yaitu dengan cara mencari informasi
atau data-data dari dinas-dins terkait.
Curah Hujan
Indonesia Secara Umum
Indonesia adalah negara maritim yang
di apit oleh dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Negara ni juga di
apit oleh dua lautan yang besar yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Posisi Indonesia juga terletak di atntara garis ekuator memiliki iklim tropis
dan radiasi matahari paling banyak di serap. Secara umum kondisi musim yang ada
di Indonesia di pengaruhi oleh fenomena iklim global antara El Nino, La Nina
atau Dipole Mode dan fenomina iklim regional seperti sirkulasi monsun asia
Australia. Wilayah ekuator pada umumnya merupakan wilayah pusat tekanan rendah
atau lebih dikenal dengan wilayah siklon. Wilayah siklon merupakan wilayah
tempat berkembangnya awan-awan konvektif yang menjadi sumber pertumbuhan badai
dan cuaca buruk lainnya. Wilayah ini lebih dikenal dengan nama Inter Tropical
Convergence Zone (ITCZ). Wilayah ini terletak antara lintang 5⁰
sampai 23⁰
baik utara maupun selatan.
Angin
Monsun adalah angin yang berhembus dan berganti arah dua kali atau polanya
berlawanan sepanjang tahun. Ada dua macam angin Monsun yang ada di indonesia
yaitu Angin Monsun Asia dan Angin Monsun Australia. Angin Monsun Barat adalah
angin yang berhembus atau bertiup pada bulan Oktober – April. Angin Monsun
Barat bergerak pada saat matahari berada di bumi bagian selatan yang mengakibatkan daerah Benua Australia
mengalami musim panas, sehingga bertekanan rendah, sedangkan suhu di Benua Asia
sendiri lebih dingin, dan bertekanan lebih tinggi sifat dari angin itu sendiri
akan bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah takanan rendah, sehingga
angin akan bertiup dari benua Asia menuju benua Australia, dan karena menuju ke
daerah Selatan garis Khatulistiwa/Equator, maka angin akan di belokan ke arah
kiri. Jika Angin Monsun Barat terjadi maka wilayah Indonesia khususnya akan
mengalami musim hujan akibat adanya masa uap air yang di bawa oleh angin ini,
saat melalui Samudera Pasifik dan Laut Cina Selatan.
Angin
monsun timur adalah angin yang berhembus atau bertiup pada bulan arpil-
oktober. Angin Muson bertiup saat matahari berada di belahan bumi bagian utara
sehingga menyebabkan suhu pada benua Australia lebih dingin dan bertekanan
tinggi, sedangkan benua Asia suhunya lebih panas dan tekakannya rendah.Sesuai
sifat dari angin makanbertiup dari benua Australia menuju benua Asia, dan
karena menuju uratara garis Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokan ke
arah kanan. Pada waktu ini, indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin
tersebut melalui gurun pasir di bagian utara australia yang kering dah hanya
melalui lautan sempit. Angin Monsun yang kita ketahui pada musim panas massa
sumber udara berasal dari tiga yaitu pertama masa udara samudera Hindia yang
brr sifat lembab, hangat dan mengalami konvergensi setelah mendekati Equator.
Yang kedua bersumber dari tekanan tinggi benua Australia, masa bersumber udara
ini memiliki sifat lembab dan tidak stabil.
Yang ke tiga bersumber dari samudera pasifik, masa udaranya bersifat
lembab, hangat dan lebih stabil namun ketika melewati samudera masa
udaranya tidak stabil.
Curah
hujan di indonesia yang relatif tinggi ada di wilayah kalimantan, papua, dan
sumatra. Hujan di indonesia tersebut berkisar antara 5 sampai 20 ml/hari
dilihat dari warna hijau, merah, dan kuning pada gambar. Pola angin monsun pada
bulan maret 2009 wilayah timur indonesia dapat mengalami kondisi cuaca normal
yaitu cukup disekitar ekuator wilayah ini. Indeks monsun barat laut pasifik
bagian timur masih pada wilayah yang berdekatan dengan kondisi klimatologis
sampai pertengahan maret 2009 sehingga pengaruh monsun pasifik ini akan seperti
tahun - tahun sebelumnya, wilayah
indonesia timur diharapkan akan mengalami kondisi normal.
Monsun
Australia cenderung lemah dibadingkan kondisi normal klimatologisnya sehingga
pengaruh Australia terhadap indonesia bagian selatan akan lemah dan dapat
menyebabkan rata –rata hujan yang
terlalu besar sampai pertengahan Maret 2009. Selama bulan maret 2009 fluktuasi
indeks monsun di atas normal diawal bulan dan cenderung disekitar normal dan
dibawahnya diakhir bulan hal ini dapat menjadikan kondisi wilayah jawa twngah
dan jawa timur mengalami cukup hujan diawal bulan dan normal diakhir bulannya.
Kesimpulannya ramalan pada bulan Mei, Angin Mosun pada Asia – Australia akan
terus menguat.
Pada
bulan Desember – Januari – Februari merupakan musim hujan yang ditandai dengan
meningkatnya curah hujan. Sedangkan bulan Juni – Juli – Agustus merupakan musim
kering yang di tandai dengan berkurangnya rata –rata curah hujan. Bulan – bulan
lainnya disebut sebagai musim peralihan. Maju atau mundurnya musim hujan dan
musim kemarau sangat di pengaruhi oleh berbagai fenomena meteorologi diantaranya
: El Nino dan La Nina.
Klasifikasi
Iklim dan Penetapan Awal Musim
Klasifikasi
iklim Oldeman didasarkan atas perhitungan lamanya bulan basah dan kering
berturut – turut. Kriteria yang di gunakan oleh Oldeman yaitu bulan basah jika
curah hujan dalam satu bulan lebih dari 200 mm. Sedangkan untuk bulan kering
yaitu jumlah curah hujan dalam satu bulan kurang dari 100 mm. Curah hujan
antara 200 mm hingga 100 mm termasuk dalam bulan lembab namun tidak digunakan
dalam penentuan klasifikasi menurut Oldeman. Kriteria dalam curah hujan yang
cukup tinggi ini menyebabkan klasifikasi ini banyak di gunakan untuk pertanian
dengan tipe tanaman semusim yang kebanyakan berakar pendek. Dengan perakaran
yang pendek maka kebutuhan air cukup banyak karena daerah
penyerapan oleh akar cukup tidak terlalu dalam. Maka dengan klasifikasi menurut
Oldeman yang menggunakan kriteria curah hujan 200 mm/bulan dirasa cukup sesuai
dengan tanaman berakar pendek.
Berdasarkan
hasil pengolahan data curah hujan diketahui lamanya bulan basah dan bulan
kering berturut – turut maka pada bulan desember sampai februari berturut –
turut bulan basah. Sedangkan bulan keringnya yaitu bulan mei sampai dengan
bulan september. Maka bulan basahnya berturut – turut tiga bulan termasuk
kedalam tipe utama D. Sedangkan bulan kering berturut – turut selama lima bulan
termasuk dalam sub divisi 3. Maka jika iklim menurut Oldeman termasuk gabungan dari tipe utama dan sub divis yaitu
D3. Menurut Oldeman tipe D3 hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija
setahun tergantung pada adanya persediaan air irigasi.
Awal
musim ditentukan jika curah hujan dalam satu dekade dan tiap dekade berikutnya
lebih besar dari 50 mm untuk musim hujan sedangkan untuk musim kemarau kurang
dari 50 mm. Lebih mudahnya dalam tiga dekade harus lebih besar dari 150 mm
untuk musim hujan dan kurang dari 150 mm utuk musim kemarau.
Pola Tanam
Pola
tanam dapat di susun sesuai kebutuhan petani. Pemilihan jenis tanaman budidaya
umumnya disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Diketahuinya ketersediaan air
disuatu daerah dengan adanya neraca air maka penempatan pola tanam dalam satu
tahun dapat diatur sehingga lahan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Penentuan
pola tanam sangat di pengaruhi oleh ketersediaan air. Maka dari itu, ketika
waktu defisit penentuan pola tanam akan berbeda jika air dapat ditambahkan
ataupun tidak dapat diberikan penambahan air. Berikut akan diberikan lima
contoh pola tanam :
1. Padi
– padi – padi
Jika air saat terjadi defisit
dapat disediakan maka dapat dilakukan penanaman padi sepanjang tahun. Namun
jika air sulit tersedian ketika defisit air maka masih memungkinkan dilakukan
penanaman padi sepanjang tahun namun dengan beberapa kriteria. Jika dalam satu
tahun akan di tanam padi sebanyak tiga
kali maka varietas padi adalah varietas
genjah agar umurnya lebih pendek sehingga saat surplus air dapat dimanfaatkan
penanaman hingga panen. Awal bulan november merupakn awal musim hujan namun
pada dekade pertama masih terjadi defisit air. Maka penanaman padi ke satu
dapat mulai. Jika persiapan hingga panen memerlukan waktu empat bulan maka saat
penanaman padi ke dua yaitu pada bulan maret masih terdapat air namun pada
bulan april hingga juni terjadi defisit air. Maka varietas padi yang ditanam
menggunakan padi lahan kering. Penanaman padi ketiga pada bualn juli jika tetap
tidak dapat diusahakan pengairan maka
padi yang ditanam menggunakan varietas lahan kering.
2. Padi
– padi – palawija
Penanaman dengan pola tanam
padi – padi – palawija dapat dimulai dengan penanaman padi pertama saat awal
musim yaitu awal november. Persiapan dimulai bulan oktober sehingga pada awal
musim penanaman telah siap. Pada bulan februari penanaman padi kedua dapat
dilaksanakan sehingga pada waktu defisit air yaitu pada bulan juni sehingga
bulan oktober dapat digunakan untuk penanaman palawija dan pengolahan tanah.
3. Padi – Padi – Bero
Untuk memperbaiki keadaan tanah
maka disamping dilakukan penanaman dapat juga dilakukan pemberoan. Jika padi
ditanam dua kali seperti pola tanam padi – padi – palawija maka waktu penanaman
palawija dapat digunakan untuk pemberoan dan penggolahan tanah. Waktu penanaman
padi dapat disamakan dengan pola tersebut.
4. Padi
– Palawiaja – Bero
Menurut rekomendasi Oldeman,
pola tanam yang sesuai untuk tipe iklim ini yaitu hanya mungkin satu kali padi
atau satu kali palawija setahun tergantung pada adanya persediaan air irigasi.
Pola tanam ini sesuai dengan rekomendasi oldeman maka penanaman padi dapat
dilakukan saat terjadi surplus air yaitu pada bulan november hingga maret.
Dengan waktu lima bulan ini maka pertumbuhan padi dapat dioptimalkan. Sedangkan
penanaman palawija ini dapat disesuaikan dengan jenis palawija dengan
kebutuhannya terhadap air. Jika palawija yang ditanam tidak terlalu tahan
kekeringan maka penanamannya dapat dilakukan pada bulan maret disesuaikan saat
surplus air sehingga waktu untuk penanaman padi lebih d majukan dan sisanya
untuk palawija jika palawija yang ditanam tahan terhadap kekeringan maka
penanamannya dapat dilakukan bulan april kemudian dilakukan pemberoan.
5. Padi
– Padi
Jika penanaman padi akan
dilaksanakan duakali dalam satu tahun tanpa kegiatan lagi. Maka penanman padi
pertama dilakukan saat surplus air yaitu bulan november hingga maret. Sedangkan
penanaman padi kedua dapat digunakan padi lahan kering yang di tanam setelah
padi ke dua. Varietas padi dapat
menggunakan varietas berumur panjang karena dalam satu tahun hanya dilakukan
dua kali penanaman.
Curah Hujan Pada Pola Tanam Tanaman di Kecamatan Salopa
Kecamatan salopa adalah salah satu kecamatan yang
|
CURAH HUJAN BULANAN ( mm )
|
|
Tahun
|
Jan
|
Peb
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Jun
|
Jul
|
Ags
|
Sep
|
Okt
|
Nop
|
Des
|
Tahunan
|
|
|
Total (mm/thn)
|
R24
(mm)
|
|||||||||||||
|
2000
|
425
|
361
|
382
|
108
|
94
|
78
|
4
|
9
|
3
|
348
|
435
|
232
|
2479
|
100
|
|
2001
|
192
|
187
|
292
|
275
|
152
|
243
|
33
|
10
|
11
|
579
|
549
|
124
|
2647
|
93
|
|
2002
|
272
|
120
|
320
|
238
|
163
|
49
|
7
|
10
|
9
|
0
|
184
|
256
|
1628
|
90
|
|
2003
|
369
|
136
|
290
|
143
|
25
|
59
|
0
|
0
|
0
|
0
|
160
|
189
|
1371
|
87
|
|
2004
|
326
|
321
|
685
|
254
|
198
|
54
|
129
|
0
|
52
|
48
|
159
|
0
|
2226
|
65
|
|
2005
|
558
|
306
|
206
|
92
|
25
|
127
|
154
|
37
|
193
|
405
|
198
|
294
|
2595
|
87
|
|
2006
|
396
|
253
|
0
|
417
|
395
|
10
|
11
|
6
|
0
|
2
|
63
|
217
|
1770
|
112
|
|
2007
|
253
|
327
|
291
|
287
|
335
|
173
|
11
|
0
|
6
|
344
|
374
|
360
|
2761
|
132
|
|
2008
|
150
|
152
|
250
|
202
|
4
|
3
|
0
|
5
|
16
|
235
|
536
|
158
|
1711
|
106
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Max
|
558,0
|
361,0
|
685,0
|
417,0
|
395,0
|
243,0
|
154,0
|
37,0
|
193,0
|
579,0
|
549,0
|
360,0
|
2761,0
|
|
|
Rerata
|
326,8
|
240,3
|
301,8
|
224,0
|
154,6
|
88,4
|
38,8
|
8,6
|
32,2
|
217,9
|
295,3
|
203,3
|
2132,0
|
|
|
Min
|
150,0
|
120,0
|
0,0
|
92,0
|
4,0
|
3,0
|
0,0
|
0,0
|
0,0
|
0,0
|
63,0
|
0,0
|
1371,0
|
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar