Rabu, 16 November 2011

Pengendalian Hama Penyakit Pada JERUK


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA
JERUK MEDAN
 

1. SEJARAH SINGKAT
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali.
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Upakelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Upafamili: Aurantioideae
Bangsa: Citreae
Genus: Citrus
Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yang terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC).Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varitas Lemon dan Grapefruit. Sedangkan varitas lokal adalah jeruk siem, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis dan purut.
3. MANFAAT TANAMAN
1) Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi.
2) Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue.
3) Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.
4. GULMA

Golongan rumput

Ø  Echinochloa crus galli (jawan, jajagoan)
Ø  Echinochloa colonum (tuton, jajagoan leutik)
Ø  Panicum repens (suket balungan, jajahean)

Golongan teki  
Ø  Cyperus difformis (sunduk welut, jukut papayungan)
Ø  Cyperus iria (jakeng)

Golongan berdaun lebar
Ø  Marsilea crenata (semanggen, semanggi)
Ø  Salvinia molesta (janji, jukut cai)
—  Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan gulma antara lain:
Penyiangan dengan tangan dengan mencabut gulma
Penyiangan dengan landak/alat mekanis/bajak kecil
Mematikan rumput dengan perendaman
Pengendalian dengan herbisida/bahan kimia untuk mengendalikan gulma
Pengendalian dengan cara tumpang sari, misalnya dengan tanaman kacang-kacangan bisa menambah unsur nitrogen
5. Hama Dan Penyakit
>Hama
A. KUTU DAUN (Toxoptera citricidus,T. Aurantii, Myzus persicae dan Aphis gossypii)

Gejala yang terlihat bila terserang hama ini ialah tunas atau daun-daun muda memilin / menggulung. Pada bagian tersebut dan kadang-kadang pada kuncup bunga yang terserang nampak koloni kutu berwarna hitam, coklat atau hijau.

Pengendalian terhadap kutu daun dapat dilakukan dengan 3 cara :

1.     Secara kultur teknis dengan menggunakan mulsa jerami di bedengan pembibitan jeruk.
2.     Secara biologis dengan menggunakan predator dari famili Syrphidae, Cocinelidae dan Crysophidae.
3.     Dengan insektisida dimethoate,methidathion,malathion,phosphamidon,diazinon atau monocrotophos secara spot spray pada tunas-tunas yang terserang. Pengendalian dilakukan segera setelah koloni kutu terlihat.
B. THRIPS (Scirthrips citri)

Serangan hama thrips menyebabkan daun menebal, kedua sisi tepi daun agak menggulung ke atas dan pertumbuhannya tidak normal. Daun pada ujung tunas menjadi hitam, kering kemudian gugur.
Serangan pada buah terjadi ketika buah masih sangat muda (sebesar biji kacang hijau) dengan meninggalkan bekas luka di sekeliling tangkai berwarna coklat keabu-abuan yang kadang-kadang disertai garis nekrotis di sekeliling luka.

Upaya pengendalian dilakukan dengan menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat. Penyemprotan insektisida dicofol dilakukan pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga dan pembentukan buah pada musim kemarau.

C. KUTU LONCAT JERUK (Diaphorina citri)

Tunas-tunas muda tanaman jeruk yang diserang kutu loncat menjadi keriting dan pertumbuhannya melambat. Bila serangan cukup parah, bagian tersebut bisa menjadi kering dan akhirnya mati.

Pengendalian kutu loncat dapat dilakukan secara biologi dengan menggunakan parasit dari nimfa tetrastichus radiatus dan diaphorenxyrtus aligarhensis atau predator dari family coccinellidae, syrpydae, crysophidae dan lycosidae.

Pilihan lain pengendalian kutu loncat pada tanaman jeruk ialah dangan insektisida dimethoate, diaplikasikan melalui daun atau tanah atau menggunakan mocrotos mealaui daun atau suntikan pada batang. Aplikasi dilakukan pada saat tanaman menjelang dan ketika bertunas.


>Penyakit
A. CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.
B. Tristeza
Penyebab: virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala: lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat. Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.

C. Woody gall (Vein Enation)
Penyebab: virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange. Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun. Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.
D. Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.
E. Embun tepung
Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).
F. Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).
G. Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.
H. Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.
I. Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.
J. Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi.
K. Kanker
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm. Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar