Cari Blog Ini

Rabu, 16 November 2011

perlindungan tanaman


1.Mengapa mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman diperlukan dalam kurikulum program studi Agroteknologi ?
Karena mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman dalam memahami bagaimana mengelola dan melindungi tanaman budidaya baik tanaman semusim maupun tanaman keras dari gangguan serta mengkaji tentang budidaya tanaman yang disertai dengan teknik melindungi tanaman yang dibudidayakan dari berbagai OPT seperti hama, penyakit serta gulma yang menyerang dari mulai benih sampai tanaman dipanen agar hasil yang didapatkan semaksimal mungkin. Gangguan dan serangan OPT ini biasanya disebabkan oleh faktor-faktor biotik, berupa; Hama, Penyakit dan Gulma, sedangkan faktor-faktor abiotik biasanya berupa; suhu, kelembaban, iklim, air, tanah, udara serta faktor lainnya berupa bencana alam yang tak terduga. Selain itu mahasiswa dapat mengaplikasikan sasaran dan strategi-strategi perlindungan tanaman melalui Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Sasaran dan strategi perlindungan tanaman ini sangat berguna dalam penerapannya di lapangan, karena sangat berhubungan dengan keadaan dan sifat-sifat Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

2.Bagaimana posisi Karantina Antara dalam proses perlindungan tanaman ?
Posisi dari Karantina Antara itu sendiri adalah sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk melindungi tanaman dari inveksi maupun gangguan dari berbagai OPT yang mungkin menjadi masalah di daerah baru tempat ditanamnya tanaman tersebut. Karantina Antara itu sendiri diberlakukan untuk setiap tanaman yang masuk ataupun keluar dari suatu wilayah tertentu.
Mengapa lokasi Karantina Antara bagi OPT karet berada di wilayah kew Garden, Inggris ?
Karena untuk wilayah Kew Garden yang berada di negara Inggris bukan merupakan wilayah perkebunan karet yang secara teknis jika terdapat tanaman karet yang dikarantina terkena infeksi penyakit tidak akan ada ancaman untuk dapat menyebar luas akibat tidak adanya media yang serupa dengan tanaman karet.
Jenis OPTK yang termasuk ke dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 627 tahun 2003:
·                     Andean potato mottle comorvirus (APMoV)
·                     Apple fruit crinkle viroid (AFCVd)
·                     Apple steam Grooving capillovirus (ASGV)
·                     Arabis mosaic nepo-virus (ArMV)
·                     Erwinia carotovora subsp. Atroseptica (Van Hall) Jennisen
·                     Beet curly top curtovirus (BCTV)
wilayah Kew Garden, Inggris tidak terdapat atau dibudidayakan tanaman karet sehingga OPTK hawar daun yang menyerang tanaman karet tidak dikhawatirkan untuk menyerang tanaman budidaya lainnya yang ada disana
a. Kategori A1 sebagaimana dimaksud dalam diktum Kesatu Peraturan ini yaitu jenis-jenis organisme pengganggu tumbuhan karantina yang belum terdapat di dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia.
b. Kategori A2 sebagaimana dimaksud dalam diktum Kesatu.Peraturan ini yaitu jenis jenis organisme pengganggu tumbuhan karantina yang sudah terdapat di dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia.

3.Mengapa aplikasi pestisida menjadi pilihan terakhir dalam Integrated Pest Control ?
Sesuai dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititik beratkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. Selama ini, kita mengetahui bahwa pestisida sangat berguna dalam membantu petani merawat pertaniannya. Pestisida dapat mencegah lahan pertanian dari serangan hama. Hal ini berarti jika para petani menggunakan pestisida, hasil pertaniannya akan meningkat dan akan membuat hidup para petani menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya pemahaman tersebut, pestisida sudah digunakan di hampir setiap lahan pertanian.

Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah:
    Harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati
    Efisien untuk mengendalikan hama tertentu                                                .
    Tidak meninggalkan residu dalam waktu yang lama
    Tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai
    Dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum.
    Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut
    Sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
    Relatif aman bagi pemakai
    Harga terjangkau bagi petani.

Untuk meminimalisir dampak negatif dari penggunaan pestisida kimiawi sehingga diusahakan kontrol OPT dengan cara nabati atau bahkan manual tetapi jika Ambang Ekonomi telah melebihi batas normal atau toleransi terpaksa digunakan pestisida dengan catatan tepat waktu, tepat jenis dan juga tepat dosis tentunya.
.Standar apa yang digunakan untuk memutuskan bahwa pestisida dapat digunakan ?
Standar yang digunakan adalah jika populasi hama telah melebihi Ambang Ekonomi (Economic Treshold)

4..Uraikan tentang satuan Ambang Ekonomi OPT hama yang tercantum dalam artikel pengendalian OPT yang anda susun ?
Disebut ambang ekonomi ketika serangan penyakit merugikan lebih dari 20% karena bisa menurunkan hasil produksi dan menurunkan nilai ekonomi.
Pada komoditi jeruk sendiri Ambang Ekonominya sendiri tidak terlalu di ulas namun ketika serangan telah terjadi pada daun dan buah dilakukan dengan menggunakan pestisida untuk mengontrol meluasnya serangan.
   Menurut Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (1998), perkebunan buah-buahan modern adalah perkebunan yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dikelola secara profesional dengan menggunakan SDM berkualitas.
2. Menerapkan manajemen kualitas yang menjamin efisiensi dan produktivitas serta produksi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
3. Memanfaatkan IPTEK pertanian yang secara ekonomi dapat dipertang­gung ­jawab­kan.
4. Skala usahanya komersial
5. Merupakan satu kesatuan (keterpaduan) dari suatu sistem agribisnis yang utuh.
Pengembangan kebun buah-buahan tersebut harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1. Memenuhi skala ekonomi.
2. Memungkinkan pengembalian modal dalam jangka pendek.
3. Memungkinkan adanya pengelola (manajemen) profesional yang menjamin kepastian produksi dan distribusinya.
4. Menerapkan pertanian berbudaya industri dengan menerapkan teknologi budidaya yang modern dan manajemen kualitas.
Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (1998) menyarankan beberapa model pengembangan yang memenuhi karakteristik di atas, ialah:
1. Pola estate dengan skala usaha 50 ha sampai 500 ha.
2. Pola kelompok usaha bersama (KUB) atau koperasi dengan skala usaha 50 ha sampai 500 ha.
3. Pola PIR dengan skala usaha 500-1000 ha berbentuk hamparan perkebunan dengan inti dan plasma.
4. Pola perkebunan besar dengan skala usaha 500-1000 ha.
Dengan demikian terdapat dua skala usaha yang diusulkan yaitu skala menengah dengan luas sekitar 50 ha dan skala besar dengan luas 500 ha atau lebih. Pemenuhan skala usaha ini dapat dilakukan dengan kepemilikan usaha secara tunggal oleh perusahaan, atau kepemikikan bersama perusahaan besar dengan plasma petani, atau pengelompokan beberapa petani atau pengusaha kecil. Bagaimanapun skala usaha ini dipenuhi, yang paling penting adalah adanya manajemen profesional yang berperan, agar pengendalian mutu dapat dilakukan. Adanya pengendalian mutu ini akan memperkuat agribisnis buah-buahan Indonesia, baik pada pasar dalam negeri maupun pasar global.

5.Terangkan bagaimana cara identifikasi makroskopis terhadap jenis penyebab penyakit layu pada tanaman cabai untuk membedakan layu akibat bakteri atau layu akibat cendawan patogen ?
Layu Bakteri disebabkan oleh serangan bakteri Pseudomonas solanacearum Smith. Diawali dengan gejala layu seperti kekurangan air pada tanaman, terutama daun muda bagian atas tanaman cabai, selanjutnya tanaman akan menjadi layu dan mati. Pembuluh kayu pangkal batang jika diiris akan terlihat berwarna coklat, bagian yang dekat dengan perakaran jika dipotong kemudin dimasukkan dalam gelas berisi air bening, maka akan terlihat adanya cairan yang keluar yang berwarna putih. Cairan ini adalah lendir yang merupakan massa bakteri, dan akan mengendap kedasar gelas. massa bakteri inilah yang digunakan sebagai pembeda antara layu fusarium dengan layu bakteri, kemudian bagian akar akan terlihat menjadi coklat dan busuk. 
Identifikasi yang paling mudah yaitu melihat genangan lendir pada air bening ada dalam gelas, apabila terdapat tendir maka itu terserang oleh bakteri sedangkan tidak terdapat lendir yang menggenang itu merupakan serangan cendawan.
Layu Fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxyporum Schlecht, diawali dengan gejala menguning dan layunya daun bagian bawah dekat pangkal. Bagian pangkal batang jika diiris akan terlihat berwarna coklat pada pembuluh kayunya, dan akar tanaman yang terserang penyakit ini akan rusak dan busuk, selanjutnya tanaman akan menjadi layu dan mati. Layu fusarium tidak mengeluarkan lendir. Tanaman yang terserang penyakit fusarium jika sudah ketgori berat sebaiknya agar dimusnahkan agar tidak menjadi sumber jamur yang dapat tersebar melalui berbagai macam media pembawa. Tujuannya agar penyakit ini dapat diisolasi sedini mungkin jika sudah dalam kategori berat.
Dengan cara pengambilan sampel daun yang layu, kemudian rendam gelas yang terisi air. Biarkan rendaman selama ± 1 hari. Amati, jika hasil dari air rendaman tersebut terdapat lendir dapat dipastikan bahwa serangan layu pada tanaman cabai tersebut disebabkan oleh bakteri. Namun untuk  layu yang deisebabkan oleh cendawan tidak akan ada reaksi apa-apa.

6.Selain Heliothis armigera, berikan nama hama penting lainnya yang dapat menurunkan hasil jagung?
·                     Ulat daun (Prodenia litura F.)
·                     Leucania unipunta
·                     Agrothis sp.
·                     Atherigona exiqua
·                     Spodoptera mauritia
·                     Sesamia inferens
·                     Pyrausta nubilalis
lalat bibit (Atherigona sp.) dan penggerek jagung (Ostrinia furnacalis)menyerang pada musim  hujan
hama perusak daun dan penggerek jagung menyerang pada musim kemarau. Hama perusak daun yang kerap mengganggu tanaman jagung meliputi Lamprosema indicata, Prodenia litura, dan Spodoptera mauritia. Ulat tanah (Agrotis spp.) dan hama lundi adakalanya menjadi masalah pula di daerah tertentu. Penyakit penting jagung selain bulai (Peronoclerospora maydis) adalah hawar daun (Helminthosporium turticum), busuk pelepah (Rhizoctonia solani), karat (Puccinia polysora), bercak daun (Helminthosporium maydis), busuk tongkol (Fusarium sp.) dan busuk batang (Erwinia sp.).

7. Dalam pengendalian OPT berwujud serangga hama yang menggunakan sex pheromone, bagian tubuh serangga jantan mana yang dapat merespons sex pheromone serangga betina ?
Feromon, merupakan sejenis zat kimia yang disekresikan oleh organisme, dan berguna untuk berkomunikasi secara kimia dengan sesamanya dalam spesies yang sama atau untuk merangsang dan memiliki daya pikat seks pada hewan jantan maupun betina.. Berdasarkan fungsinya ada dua kelompok feromon yaitu:

a.                   Feromon “releaser”, yang memberikan pengaruh langsung terhadap sistem syaraf pusat individu penerima untuk menghasilkan respon tingkah laku dengan segera. Feromon ini terdiri atas tiga jenis, yaitu feromon seks, feromon jejak, dan feromon alarm.

b.                  Feromon primer, yang berpengaruh terhadap system syaraf endokrin dan reproduksi individu penerima sehingga menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis
Feromon dikeluarkan melalui abdomen pada segmen ke 4 dan 5 pada serangga yang disekresikan oleh kelenjar eksokrin. Struktur senyawa feromon yaitu alkohol dan aldehid. Struktur senyawa yang dihasilkan bersifat spesifik sehingga reseptor yang dipunyai spesifik pula. Setelah sampai di antena serangga target, senyawa feromon tersebut akan dicapai ke otak melalui sel saraf dan barulah diterima oleh sel penerima.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada mata kuliah Entomologi bahwa bagian tubuh yang dapat merespons sex pheromone pada anggota tubuh serangga jantan adalah ANTENA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar