Cari Blog Ini

Minggu, 04 Desember 2011

Hama Pada Kubis


1. Plutella ,xylostella L.
Serangga hama ini dikenal dengan ulat daun kubis atau diamond back moth, termasuk ordo Lepidoptera, famili
Plutellidae dan mernpunyai daerah penyebaran di Indonesia.
Ngengat P. xylostella kecil berwarna coklat kelabu, pada sayap depan terdapat tanda ”tiga berlian”. Ngengat
aktif pada senja dan malam hari dengan meletakkan telur tersebar pada daun. Stadium telur 3-5 hari. Larva instar
pertama berukuran 1,2 mm berwarna hijau cerah dengan kepala tampak hitam. Stadium larva 7-11 hari. Pupanya tertutup
oleh kokon, berwarna kuning pucat. Daur hidupnya berkisar 21 hari.
Daun yang terserang P. xylostella berlubang-lubang kecil dan bila serangan berat, tinggal tulang daun.
Serangan berat terjadi pada musim kemarau, saat tanaman berumur 5-8 minggu. Tanaman inang P. xylostella adalah
petsai, brokoli, dan kubis-kubisan lainnya.
Pengendalian dapat dilakukan dengan :
- P. xylostella dapat dilakukan dengan mencari waktu tanam yang baik (sesuai dengan kondisi setempat)
tumpangsari kubis dengan tomat
- Konservasi musuh alami seperti penggunaan parasitoid larva Diadegma semiclausum Hellen dan
Apanteles plutellae Kurdj.
- Penggunaan insektisida bila diternukan 5 ekor larva setiap 10 tanaman.
2. Crocidololia binotalis Zell.
Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop kubis atau large cabbage heart caterpillar, termasuk ordo
Lepidoptera, farnili Pyralidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia.
Ngengat C. binotalis berwarna kelabu kecoklatan dengan rentangan sayap 20 mm dan panjang 13 mm.
Telur diletakkan secara berkelompok pada daun dengan stadium 4 hari. Larvanya berwarna coklat sampai hijau
tua. Stadium larva 14 hari. Pupanya berada dalam tanah. Daur hidup 24-32 hari.
Larva C. binotalis merusak kubis yang sedang membentuk krop, sehingga daun kubis berlubang-lubang.
Kerusakan ringan berakibat menurunnya kualitas kubis sedang kerusakan berat menyebabkan tanaman kubis
tidak dapat dipanen. Tanaman inang C. binotalis adalah petsai dan kubis-kubisan.
Pengendalian C. binotalis dapat dilakukan dengan
- Tumpangsari kubis dengan tomat
- Konservasi musuh alami penggunaan parasitoid Sturmia incospicuoides Bar., Atrometus sp., Mesochorus so., dan.
Chelonus tabonus Sonar
- Penggunaan insektisida sintetik apabila ditemukan 3 ekor larva setiap 10 tanaman.
3. Hellula undalis (F.)
Serangga hama ini dikenal dengan ulat krop bergaris atau striped cabbage heart caterpillar, termasuk ordo
Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia.
Ngengat H undalis berwarna kelabu dan pada sayap depan terdapat garis-garis pucat serta titik-titik.
Larvanya berwarna kuning kecoklatan dengan kepala hitam dan pada badannya terdapat enam garis yang
memanjang berwarna coklat. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh partikel tanah. Daur hidupnya 23-25
hari
Serangan larva muda seperti serangan yang disebabkan oleh Plutela sp. dan gejala serangan larva tua seperti
gejala serangan Crocidolomia sp. Tanaman inang H.undalis adalah Petsai, sawi, lobak, dan, kubis tunas.
Pengendalian H. undalis dapat diakukan dengan
- Pemusnahan tanaman yang terserang
- Penyemprotan insektisida sistemik pada saat tanaman muda dan ditemukan gejala serangan.
4. Phyllotreta vittata F.
Serangga hama ini dikenal dengan kumbang anjing atau leaf beetle, termasuk ordo Coleoptera, famili
Chrysomelidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Kumbang ini berwarna coklat kehitaman dengan
sayap bergaris kuning. Panjang kumbang 2 mm. Telur diletakkan berkelompok pada kedalaman l-3 cm di tanah.
Panjang larva 3-4 mm. Pupanya berada pada kedalaman tanah 5 cm. Daur hidupnya 3-4 minggu
Daun kubis yang terserang P. vittata berlubang-lubang kecil. Larvanya seringkali merusak bagian dasar
tanaman dekat dengan permukaan. Tanaman inang P. vittata adalah petsai, lobak, dan sawi.
Pengendalian P. vittata dapat dilakukan dengan
- Pemusnahan tanarnan yang terserang
- Penggunaan insektisida bila ditemukan gejala serangan dan saat tanaman masih muda.
5. Spodoptera litura (F.)
Serangga hama ini dikenal dengan ulat grayak atau army worm, termasuk ordo Lepidoptera, famili
Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur S litura diletakkan secara berkelompok pada
permukaan bawah daun. Stadium telur 2-8 hari. Larva berwarna keabu-abuan dengan panjang larva instar akhir 50mm.
Pupa berwarna coklat berada dalam tanah. Stadium pupa 9-10 hari. Ngengat berwarna agak keabu-abuan.
Larva S. litura memakan daun dan pucuk tanaman kubis, sehingga daun transparan. Pada serangan berat
tinggal tulang daun. Tanaman inang S. litura adalah kacang tanah, tembakau, bawang merah, dan ketela rambat.
Pengendalian S. litura dapat dilakukan dengan :
- Pergiliran tanaman dengan tanaman buhan inang
- Penanaman serempak
- Pengolahan tanah yang baik untuk mematikan larva/pupa dalam tanah.
- Pemusnahan kelompok telur dan larva
- Konservasi musuh alami seperti penggunaan parasitoid telur Telenomus spodopterae Dodd
- Penggunaan insektisida bila telah ditemukan gejala serangan.
6. Chrysodeixis chalcites (Esp.)
Serangga hama ini dikenal dengan ulat jengkal atau green semilooper, termasuk ordo Lepidoptera, famili
Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur C. chalcites diletakkan pada daun, berwarna
keputihan. Stadium telur 3-4 hari. Larvanya berwarna hijau dengan stadium larva 14-19 hari. Pupanya di daun
dengan stadium 6-11 hari. Ngengat berwarna coklat tua.
Daun kubis yang terserang C. chalcites akan tampak tinggal epidermis dan tulang daunnya. Tanaman inang
C. chalcites adalah kentang, jagung, tembakau, apel, kacang tanah, rami, dan kacang hijau.
Pengendalian C. chalcites dapat dilakukan dengan
- Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang
- Penanaman serempak
- Pemusnahan larva yang ditemukan
- Penyemprotan insektisida bila ditemukan gejala serangan.
7. Helicoverpa armigera Hubn.
Serangga hama ini dikenal dengan penggerek tongkol jagung atau corn earworm, termasuk ordo Lepidoptera,
famili Noctuidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia.
Telur H armigera diletakkan satu per satu pada daun kubis. Stadium telur 2-5 hari. Larvanya memakan
daun kubis dengan stadium larva 17-24 hari. Pupanya terbentuk dalam tanah dengan stadium pupa 12-14 hari
Daun kubis yang terserang larva H. armigera berlubang-lubang. Bila serangan cukup tinggi, banyak
daun kubis yang berlubang sehingga menurunkan kualitas kubis.
Tanaman inang H. armigera adalah sorghum, kentang, tomat, jagung, tembakau, kapas, dan kacangkacangan.
Pengendalian H. armegera dapat dilakukan dengan
- Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang
- Pemusnahan larva yang diambil
- Konservasi musuh alarm yaitu penggunaaan parasitoid telur Trichogramma nana Zehntn.
8. Myzus persicae (Sulz)
Serangga hama ini dikenal dengan kutu daun persik atau tobacco aphid termasuk ordo Homoptera,
famili Aphididae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia.
Nimfa dan serangga dewasa M persicae menyer ang per tanaman kubis dengan cara menghisap
cairan daun kubis. Lamanya daur hidup berkisar 7-10 hari.
Daun kubis yang terserang M. persicae memperlihatkan bercak coklat di sekitar tusukan
stiletnya. Bila serangan tinggi akan menurunkan kualitas kubis. Tanaman inang M persicae adalah
tembakau, cabe, tomat, kentang, dan petsai. Pengendalian M persicae dapat dilakukan dengan
- Konservasi musuh alarm seperti penggunaan predator Menochilus sp. Dan kumbang Coccinellidae
- Penyemprotan insektisida sistemik bila ditemukan gejala serangan.

OPT PADI


Penggerek batang padi kuning Scirpophaga incertulas
Penggerek batang padi putih Scirpophage innotata

Nama umum : Penggerek Batang Padi, stem borer
Hama paling penting pada tanaman padi adalah hama penggerek Batang, hama ini sering menimbulkan kerusakan berat dan kehilangan hasil panen yang tinggi.    Hama ini sering merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan tanaman sejak pembibitan, anakan maupun fase, berbunga (generatif). Bila serangan terjadi pada fase anakan maka hama ini disebut sundep dan jika terjadi pada saat berbunga disebut beluk.
Sampai saat ini belum ada varietas yang tahan penggerek batang. Tanda-tanda serangan hama sundep ini di mulai dengan adaya invansi penerbangan ngengat (kupu-kupu) kecil berwarna putih pada sore hari dan malam hari. Ngengat ini terbang menuju daerah persemaian maupun pertanaman.
Perbedaan Hama Sundep dan Hama Beluk
Hama Sundep
Menyerang daun padi muda (sebelum pembungaan), kemudian daun mulai menguning dan mengering dan mulai mati. Walaupun batang padi bagian bawah masih hidup atau membentuk anak tanaman baru tapi pertumbuhan daun baru tidak terjadi.
Hama Beluk
Menyerang titik tumbuh tanaman padi yang sedang bunting sehingga buliran padi keluar,berguguran,gabah-gabah kosong dan berwarna keabu-abuan. Gejala serangan hama perlu di waspadai terutama pada pertanaman musim hujan.
Cara Pengendalian
Pengendalian dapat di lakukan dengan pengaturan pola tanam dan pergiliran tanaman selain itu juga dapat di lakukan  pengendalian secara mekanis maupun hayati.
Jika hasil pengamatan menunjukkan populasi hama diatas ambang pengendalian  yaitu >10% rumpun memperlihatkan gejala sundep dan beluk  maka  gunakan insektisida berbahan aktif tiametoksam dan klorantraniiliprol.